Tuesday, December 02, 2008

Meresapi Indonesia dengan Bersepeda

Tim Sepeda Sehat Asosiasi Sepeda Sport Al-Zaytun (ASSA) berhasil menaklukkan Jawa-Madura sepanjang 2.000 Km selama enam belas hari. Lagu-lagu kebangsaan Indonesia Raya, Garuda Pancasila dan Bangun Pemuda Pemudi menjadi lagu wajib yang membakar semangat peserta kala melewati medan-medan yang sukar.

TETAP SEGAR: Meski termasuk peserta yang sudah berumur, Syaykh AS Panji Gumilang (depan tengah) tetap terlihat segar mengayuh sepedanya di hari terakhir atau hari ke-16

Menakjubkan! Kata itu barangkali yang tepat untuk menggambarkan perjalanan Tour Sepeda Sehat Asosiasi Sepeda Sport Al-Zaytun (ASSA) Keliling Jawa-Madura 2.000 Km selama 16 hari, yang dimulai dari tanggal 26 Mei sampai 10 Juni 2008 lalu. Banyak pelajaran bisa dipetik oleh pemimpin bangsa, masyarakat, dan khususnya generasi muda dari perjalanan yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini.

Tour sepeda Jawa-Madura ini bukanlah tour sepeda yang biasa-biasa. Sebab tour ini dilaksanakan dengan landasan semangat memperingati satu abad kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2008, memperingati hari lahirnya nilai-nilai dasar dan falsafah negara Indonesia (Pancasila) tanggal 1 Juni, dan memperingati hari lingkungan hidup internasional tanggal 5 Juni. Sekaligus mewujudkan nazar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyatakan ingin menjadi patron gerakan sepeda nasional 2008.

Wartawan Berita Indonesia Marjuka Situmorang, SH dan jurufoto Hotsan Bantu, ST mencatat dan merekam banyak hal penting dan bermanfaat selama mengikuti perjalanan panjang tour sepeda keliling Jawa-Madura, 26 Mei - 10 Juni 2006 ini. Selain, para peserta tour bisa mengenal lebih dekat daerah-daerah yang dilewati, tim ASSA juga menjalin silaturahmi dengan beberapa lembaga pendidikan pondok pesantren dan beberapa pemerintah daerah kabupaten/kota. Lebih penting lagi, melalui tour ini, interaksi sosial dengan sendirinya terjalin antara tim ASSA dengan masyarakat di daerah-daerah yang dilalui.

Indonesia Raya

Berbicara tentang berbagai makna yang bisa dipetik selama tour ASSA Jawa-Madura, setiap hari selalu saja ada yang istimewa yang bisa dipetik maknanya. Misalnya, tour ini menumbuhkan semangat nasionalisme atau kecintaan akan NKRI yang selama ini dirasakan semakin pudar. Tour ini juga melahirkan dan atau memelihara silaturahmi yang selama ini jarang dilakukan. Melalui aksi seperti ini masyarakat semakin mengenal alam dan lingkungan negerinya.

Noer Tjahya, MM, Bupati Sampang, Madura memberikan cenderamata kepada Syaykh AS Panji Gumilang

Sejak keberangkatan ASSA dari kampus Al-Zaytun Indramayu Jawa Barat, sukses pertama sebenarnya sudah diraih tatkala lagu Indonesia Raya dikumandangkan seluruh peserta yang hadir pada acara pemberangkatan pukul 4:30 WIB, Senin 26 Mei. Semangat nasionalisme terasa bangkit saat menyaksikan ribuan civitas Al-Zaytun mengumandangkan lagu kebangsaan di depan pintu utama Kampus Al-Zaytun Indramayu. Suasana istimewa itu diwarnai busana 280 peserta yang bercorak merah putih di bawah penerangan sinar lampu kampus semakin membangkitkan kecintaan akan Indonesia. Peringatan satu abad kebangkitan nasional yang merupakan landasan pelaksanaan tour ini sudah terasa sejak saat itu.

Kemudian, Tim ASSA selalu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di setiap tempat peristirahatan baik tatkala start (berangkat) atau seriap kali tiba di tempat peristirahatan malam, maupun tatkala diterima oleh beberapa pemerintah daerah kabupaten/kota tertentu di tengah perjalanan. Karena itu, selama 16 hari perjalanan ASSA ini, tak kurang dari tiga puluh lima kali lagu Indonesia Raya dikumandangkan tim ASSA.

Suasana pemberangkatan hari pertama bertambah bersemangat karena beberapa orang perwakilan dari Pengurus Besar Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (PB ISSI) dan perwakilan dari perusahan sepeda Giant - pabrikan sepeda yang dipakai Tim ASSA dalam jelajah ini - serta beberapa wartawan cetak maupun elekronik sudah tiba di lokasi pagi itu untuk melepas keberangkatan ASSA.

Bapak Dedi yang mewakili perusahan Giant dalam kata pelepasannya mengatakan selamat menempuh perjalanan kepada peserta tour. Tuhan akan memberkahi keselamatan semua peserta. Demikian juga Sopian yang mewakili PB ISSI, mengatakan selamat dan sukses kepada seluruh peserta. Semoga semua kendala bisa dihadapi selama di perjalanan supaya kembali ke kampus dengan baik.

Sementara Syaykh AS Panji Gumilang yang merupakan pimpinan Mahad Al-Zaytun Indramayu, Rektor Universitas Al-Zaytun Indonesia yang juga Ketua Tim Tour Sepeda Sehat ASSA Keliling Jawa-Madura 2.000 Km dalam arahannya mengatakan, jelajah Jawa-Madura akan segera dimulai. Jiwa pantang menyerah, disiplin, dan prinsip semua dapat dilaksanakan dengan seksama, agar ditanamkan dalam jiwa peserta. Namun tak lupa, Syaykh juga mengingatkan agar selalu memohon kekuatan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penanaman pohon di Kecamatan Tanjung, Brebes, Jawa Tengah
Secara khusus, Syaykh juga mengingatkan bahwa jelajah ini bukan untuk berlomba, tapi untuk mengenal lingkungan yang ada di Jawa dan Madura yakni Indonesia Raya. Untuk itu, Syaykh menyarankan agar jangan saling mendahului. Grup-grup yang sudah disusun agar ditaati dan nomor-nomor grup dipertahankan. Syaykh mengatakan, semua itu merupakan unsur keselamatan yang akan diperoleh dari Tuhan Yang Maha Esa selama dalam perjalanan. "Sekali lagi, tanamkan jiwa disiplin, tanamkan pantang menyerah, tanamkan saling menghormati selama di perjalanan. Hormati semua kita, hormati semua siapa pun yang akan kita lewati dalam perjalanan. Semoga Tuhan memberikan kelancaran dalam perjalanan. Perjalanan ini start dan selanjutnya finish ke tempat ini dengan selamat," ujar Syaykh mengulangi.

Sebelum berangkat, para atlet dan hadirin lebih dulu mengucapkan Asma' al Husna yang dipandu oleh M. Soleh Aceng, Ketua Panitia Tour Sepeda Sehat Keliling Jawa-Madura. Selanjutnya, para atlet mengucapkan janji atlet yang dipandu oleh Ustad Nawawi. Hal ini selanjutnya selalu dilaksanakan tim ASSA setiap hari sebelum memulai perjalanan.

Setelah pemanasan atau starting, tepat pukul 5:00 WIB, iring-iringan ASSA dilepas dengan ditandai kibaran bendera oleh Sopian dari PB ISSI. Suara sirene mobil Patwal Polda Jawa Barat yang mengawal perjalanan memecah keheningan subuh 26 Mei itu. Sebanyak 280 peserta tour sepeda bergerak harmonis membelah embun pagi di jalan pelataran Kampus Al-Zaytun menuju Pulau Madura nan jauh di ufuk timur sana.

Di depan, iring-iringan dipimpin langsung oleh Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang. Di belakang, agak bersisian dengan Syaykh diikuti Ustad Abdul Halim. Kemudian diikuti oleh kelompok satu yang rata-rata beranggotakan nisa yang diketuai Iskandar Saefullah. Selanjutnya, kelompok dua hingga kelompok 39 yang berturut-turut diketuai oleh M. Soleh Aceng, Mufakir Abd. Hayyi, Hillman Mushaddiq Suaidy, Mochammad Natsir Suaidy, Ikhsan Fathan Mubinan, S Taufiq Abdullah, M. Silmy Aulia, Dani Kadarisman, Beny SP, H. Mujtahid Ajwar, Muchalim, J. Hafidh Dinillah, Yaser Arafat, Ali Aminulloh, Alfi Satria, Arif Yosodipuro, Djarot Wahyu Santoso, Purnomo, Endaryono, Sarju, Budi Satrio, Suarsa, Faizal Hanif, M. Ayib, Deni Patriawardana, Marzuki, M. Rifat, Rully Muliarto, Aceng Nur Hakim, Totok Dwi Hananto, Latief Wahyu Haryono, Sumadi, Nur Basuki, Asep Sumantri, Rudyanto, Rifa'i, Sya'roni, dan terakhir Eri Setiawan.

Pada awalnya, mungkin banyak orang yang mengatakan ide tour Jawa-Madura ini terlalu berani. Kecemasan itu tidak terlalu berlebihan mengingat keterbatasan kekuatan fisik manusia serta jarak dan medan yang akan ditempuh apalagi beberapa peserta tour adalah nisa (perempuan) dan ada juga peserta yang cukup berumur.

Dari 280 peserta yang berangkat dari Kampus Al-Zaytun Indramayu Jawa Barat, 28 orang di antaranya adalah perempuan yang terdiri dari santri, mahasiswi, dan guru di Al-Zaytun. Selebihnya adalah rijal (pria). Dari segi usia, peserta termuda adalah siswa kelas dua sekolah menengah pertama dan yang telah berumur adalah kelahiran 1946 atau 62 tahun yakni pimpinan tour Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang.

Rombongan ASSA keluar dari kapal penyeberangan Joko Tole saat pulang dari Pulau Madura menuju Pulau Jawa
Kecemasan itu akhirnya hilang setelah beberapa hari mengikuti perjalanan tim ASSA keliling Jawa-Madura. Terbukti, kecuali dua orang peserta yang mengundurkan diri atau pulang ke kampus sejak hari pertama, seluruh peserta atau 278 orang lainnya berhasil menyelesaikan tour tanpa satu orang pun yang mengalami hambatan berarti. Tim berhasil menempuh jarak 2.000 Km dengan baik meski harus menghadapi berbagai tantangan seperti panas dan angin di sepanjang jalur pantai utara. Keberhasilan ini, berkaitan dengan latihan-latihan sebelumnya serta persiapan matang, pengaturan (manajemen) serta penerapan disiplin tinggi.

Selain itu peserta memiliki nyali, tekad, semangat yang tangguh. Sehingga semua medan jalanan ditaklukkan dengan kayuhan kaki, tanpa menghabiskan bahan bakar minyak. Hutan AlasRoban di daerah Kabupaten Batang menuju Semarang yang melegenda karena tanjakannya yang curam dan panjang, bisa diatasi tim penjelajah ASSA dengan baik. Begitu juga tanjakan Arubaru di Sumenep Madura, dan tanjakan Bumiayu di Brebes yang lebih menantang dari Alasroban, juga dilalui dengan enjoy.

Wartawan Berita Indonesia yang mengikuti tour dari awal sampai akhir, menyimpulkan salah satu kunci kesuksesan tour ini adalah berkat keteladanan sang pemimpin sekaligus penggagas tour ini, Syaykh AS Panji Gumilang. Kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Syaykh Mahad Al-Zaytun, kalau boleh kami istilahkan, merupakan suatu 'manajemen Ilahiyyah' yakni suatu manajemen dari seorang pemimpin dengan memberikan perintah, ikut memberi contoh (keteladanan), mengawasi, dan kemudian meminta pertanggungjawaban.

Dalam tour ini, Syaykh telah memprak-tikkan itu dengan memberi petunjuk sejak latihan, persiapan dan berangkat dari kampus Al-Zaytun Indramayu maupun sebelum berangkat tiap pagi di titik-titik persinggahan. Misalnya, tepat pukul 5 setiap pagi, tim harus sudah berangkat dari penginapan. Syaykh sendiri juga ikut melaksanakan sesuai dengan anjurannya tanpa sekali pun harus ditunggu rombongan. Kemudian, Syaykh juga terus mengawasi rombongan dengan menanyakan situasi dan kondisi peserta setiap waktu istirahat. Selanjutnya, setiap hari Syaykh juga mengevaluasi tour malam harinya di penginapan.

Seiring dengan kepemimpinan itu, ketaatan peserta mengikuti setiap prosesi dan jadwal perjalanan juga sangat menentukan keberhasilan tour ini. Memang, hal tersebut tidak lepas dari gaya memimpin 'kebapaan' yang ditunjukkan oleh Syaykh, sehingga semua peserta melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan dengan kerelaan dan kesadaran sendiri, tanpa merasa didoktrinisasi atau dipaksa.

AIR SIAP SEDIA: Melalui pengujian kandungan air yang teliti, rombongan ASSA mencukupi kebutuhan airnya sendiri selama 16 hari perjalanan

Keberhasilan jelajah Jawa-Madura ini juga tidak terlepas dari perencanaan dan persiapan matang tim sejak jauh-jauh hari. Seperti sudah diberitakan Berita Indonesia pada edisi sebelumnya, beberapa bulan sebelum hari 'H' pelaksanaan Tour Jawa Madura ini, tim ASSA sudah berulangkali melakukan try out (uji coba) di beberapa daerah seperti di Ibukota Jakarta, Banten, dan Indramayu.

Di lingkungan kampus Al-Zaytun sendiri, di samping bersepeda memang sudah dibudayakan, tim ASSA sejak beberapa bulan terakhir rutin melakukan latihan secara berkelompok paling tidak empat jam setiap hari. Bahkan, Syaykh sendiri setiap harinya selalu bersepeda 60 km secara kontinu.

Dukungan dari berbagai pihak seperti kepolisian juga sangat menentukan keberhasilan tour ini. Mabes dalam hal ini Badan Intelijen Keamanan Mabes Polri telah memberi ijin kepada ASSA sejak bulan April yang lalu sekaligus telah mengkoordinasikannya dengan semua Kepolisian Daerah (Polda) yang dilalui ASSA yakni Polda Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogjakarta, dan Jawa Timur.

Kemudian, Polda-Polda itu langsung menanggapinya dengan mengoordinasikannya ke Polres hingga Polsek bawahannya. Hal tersebut sangat dirasakan, karena pengamanan kepolisian sangat intensif hingga di kecamatan-kecamatan yang dilalui ASSA. Satu contoh, hampir di setiap persimpangan yang akan dilalui, kepolisian setempat sudah ada yang berjaga di sana. Karena itu, dari segi keamanan lalulintas pun, selama di perjalanan, hampir tidak ada hambatan berarti yang dialami ASSA.

Satlantas dengan mobil Patwal dan motor patrolinya tidak pernah lepas dari tim ASSA. Jika sedang bersepeda, satuan pengawalan ini selalu mengawal di depan maupun di belakang rombongan ASSA. Bahkan, jika malam, mereka juga disediakan penginapan di tempat yang sama dengan rombongan ASSA agar besok paginya bisa mengawal perjalanan dengan tepat waktu sebagaimana jadwal yang direncanakan.
Pergantian petugas pengawalan dari Satlantas Polda provinsi yang satu dengan Satlantas Polda provinsi yang lainnya pun sudah diatur dengan baik. Pergantian dilakukan sedekat mungkin dengan perbatasan antar provinsi dan bersamaan dengan waktu istirahat sehingga tidak sampai menganggu jadwal akibat pergantian tersebut.

Bahkan khusus di sepanjang Kabupaten Ngawi, pengawalan polisi terhadap rombongan ASSA tidak ubahnya dengan pengawalan terhadap presiden atau pejabat negara. Mungkin karena takut terulang lagi kecelakaan jatuhnya salah seorang tokoh yang sedang naik moge belum lama ini, maka kepada setiap kendaraan lain yang hendak berpapasan dengan rombongan ASSA, petugas selalu menyuruh agar berhenti dan jangan begerak dulu sebelum semua rombongan ASSA lewat.

Dukungan Umi Chotimah (istri Syaykh) sejak awal keberangkatan juga sangat terasa bagi peserta tour. Khusus di Madura, sukses tour ASSA juga tak lepas dari dukungan Ketua Umum Dewan Pembangunan Madura Bapak H. Achmad Zaini, MA yang terus setia mendampingi rombongan bahkan sampai di Surabaya.

Kesuksesan ini juga tak luput dari persiapan matang dan profesionalisme tim teknis (akomodasi dan konsumsi) yakni tim persediaan air minum (treatment) berjalan, dapur (kitchen) berjalan, cuci pakaian (laundry) berjalan, mekanik sepeda dan kendaraan pendukung, serta tenaga dan peralatan medis (hospital) berjalan.

Selama 16 hari perjalanan, ASSA mempersiapkan sendiri kebutuhan air dan makan rombongan sehingga tidak usah membeli minuman mineral dan makanan di rumah makan atau warung. Untuk mencuci pakaian, ASSA juga membawa laundry berjalan sehingga pakaian kotor para peserta bisa dicuci selama perjalanan agar bisa dipakai kembali hari berikutnya. Tim juga membawa tenaga mekanik atau bengkel sehingga apabila ada sepeda dan kendaraan bermotor yang mengalami kerusakan, bisa diperbaiki selama di perjalanan. Demikian juga untuk pertolongan medis, ASSA membawa tenaga medis seperti dokter dan perawat serta peralatan medis dalam ambulans. Seluruh tenaga pendukung sebanyak 35 orang dengan 6 kendaraan yang terdiri dari bus, truk, ambulans dan mobil lainnya, bekerja dengan sangat disiplin, lincah dan terlatih.

CERIA: Di tengah perjalanan yang cukup melelahkan, tim ASSA tetap ceria dan bersemangat
Khusus tim treatment, sepanjang perjalanan selalu siap di belakang rombongan ASSA sehingga tatkala rombongan berhenti per dua jam untuk mengisi kembali botol minuman, mereka sudah ada di tempat. Sementara untuk mengisi ulang tanki air itu sendiri, petugas treatment selalu lebih dulu memeriksa air di daerah tempat pemberhentian, apakah layak minum atau tidak. Dengan alat TDS (Total Density Solid) yang selalu mereka bawa, mereka bisa memastikan air yang akan diminum rombongan itu sehat atau tidak.

Demikian juga tim mekanik. Sepanjang perjalanan, mereka selalu berada di belakang rombongan ASSA sehingga tatkala ada sepeda peserta yang membutuhkan perbaikan, mereka dengan cepat mengangkut sepedanya ke atas truk untuk diperbaiki sambil berjalan.

Sama halnya dengan tim medis. Tim yang didukung dokter dan perawat sebanyak 4 orang ini selalu mengikuti iring-iringan sepeda sepanjang perjalanan sehingga setiap peserta yang membutuhkan pertolongan bisa secepatnya diangkat ke dalam ambulans.

SELALU SIAGA: Tim medis selalu siap sedia memberikan layanan kesehatan kepada peserta tour yang membutuhkan pertolongan
Lain halnya dengan kitchen dan laundry. Kedua tim ini setiap harinya selalu berangkat mendahului rombongan ke tempat penginapan berikutnya, untuk mulai bekerja di sana. Di tempat tujuan, tim kitchen akan belanja beberapa kebutuhan seperti sayur dan buah untuk keperluan sore hari itu dan besok paginya. Sementara beras dan daging yang sebelumnya sudah dipersiapkan dari Mahad Al-Zaytun Indramayu selalu dibawa di mesin pendingin. Untuk mempersiapkan makan pukul lima sore, tim kicthen sudah harus memasak di tempat tujuan sebelum rombongan tiba. Sementara untuk memasak makan pagi pukul tiga, mereka terkadang sudah harus memasak pukul satu dini hari. Hal yang sama juga dilakukan tim laundry. Mereka sengaja lebih dulu tiba di tempat penginapan berikutnya agar di sana mereka bisa lebih leluasa bekerja.
Sumber : Majalah Berita Indonesia Edisi 58 /2008

1 Comments:

Anonymous asa said...

berita bagus...

9:05 AM  

Post a Comment

<< Home

Bisnis di Internet