Merintis Perubahan dengan Situs Pendidikan
Proses belajar mengajar melalui internet diharapkan mampu menciptakan revolusi pendidikan.Guna mendorong penggunaan dan adopsi teknologi di sekolah, pemerintah bersama Oracle meluncurkan situs pendidikan Think.com di Indonesia. Situs ini diharapkan dapat membuat sebuah revolusi pendidikan dengan membawa model pendidikan yang baru melalui akses internet.
“Pengetahuan teknologi informasi adalah keahlian yang penting agar siswa dapat menjadi sejajar dengan rekan mereka di belahan dunia lain”, ungkap Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas, Suyanto, seusai penanda-tanganan perjanjiang peluncuran Think.com.
Model pendidikan yang akan diterapkan di tingkat SD hingga SMA akan menggunakan akses internet sebagai sarana belajar. Ini berbeda dengan model yang selama ini dilakukan di sekloah, yang banyak melakukan tatap muka dan menggunakan media kertas.
Dengan Think.com, komunikasi dengan guru tentang pelajaran akan dilakukan melalui internet. Guru bisa memberikan tugas melalui internet kepada muridnya. Begitu juga murid, dapat menanyakan tugas atau juga nilai pada gurunya dengan cepat. Caranya sangat mudah. Guru atau murid hanya tinggal mengakses situs tersebut dengan mengetik www.Think.com di alamat (address) setelah membuka Microsoft Internet Explorer.
Setelah terhubung akan muncul tampilan di layar yang menggunakan bahasa Inggris. Tulisan Oraclethink.com dengan latar belakang warna hitam, terletak di sebelah kiri. Dibawahnya ada gambar animasi yang didominasi dengan warna oranye. Halaman ini berisis informasi tentang ajang kompetisi ThinkQuest International 2006, berita terkini tentang Oracle Education Foundation serta menu khusus untuk orang tua. Di sini pengunjung juga bisa memilih salah satu negara dan masuk ke situs Oraclethink.com negara tersebut.
Web Pribadi
Situs ini juga memberikan halaman web pribadi. Untuk mengaksesnya, pengunjung harus memasukan username dan password. Halam web pribadi ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan apa saja di halaman tersebut. Seperti mengganti latar belakang web dengan gambar-gambar yang disukai. Halaman web pribadi ini memberikan kebebasan bagi user untuk berkreasi.
“ Ini akan membantu proses belajar bagi para siswa, tidak hanya untuk materi yang berkaitan dengan pejaran sekolahnya. Namun juga untuk membantu mereka balajar hal lain seperti berkreasi dengan halaman webnya, sehingga kolaborasi dengan siswa dan guru lain,“ papar Adi J. Rusli, dalam peluncuran Think.com, beberapa waktu lalu.Pada halaman web pribadi ini tersedia beberapa fitur. Untuk berkomunikasi denga guru atau teman bisa menggunakan sticky note elektronik. Guru atau murid menulis pesan seperti sebuah email, kemudian mengirimkan ke alamat yang dimaksud. Sebelum dikirim, warna sticky note bisa diganti sesuai dengan selera. Seperti warna biru, merah muda atau kuning. Sticky note ini akan terlihat pada halaman web pribadi. Seperti sebuah post it yang menempel di meja atau buku untuk meninggalkan pesan.
Namun, Komunikasi yang dilakukan tidak hanya seputar guru atau murid di sekolah tersebut. Karena situs ini terdapat di 27 negara di seluruh dunia dengan 8 bahasa, baik guru ataupun murid di Indonesia bisa berhubungan dengan para pengguna think.com di luar negeri. Ajang ini bisa digunakan untuk menjalin persahabatan dan memperluas wawsan antar bangsa.
Selain pihak guru dan murid, pihak orang tua juga dapat mengakses situs Think.com dan memilikinya halaman web pribadi. Di sini, orang tua bisa berhubungan dengan guru untuk berdiskusi tentang anaknya. Selain itu, orang tua juga bisa memantau tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan mengingatkan anaknya. Peranan orang tua dalam pendidikan anak akan terbantu dengan adanya situs tersebut. Situs ini juga bisa diakses setiap saat, kapanpun dan dimanapun.
Selain bebas iklan, situs ini juga memiliki sistem keamanan untuk melindungi penggunanya yang mayoritas siswa sekolah dari pengaruh buruk. Selain hanya bisa mengakses fitur-fitur yang ada, Think.com dilengkapi dengan keamanan yang berkaitan dengan bahasa.
“Di sini, ada kata-kata atau bahasa yang tidak boleh digunakan. Terutama untuk tugas anak yang dikirimkan dengan situs ini. Kata-kata kasar dan tidak boleh digunakan akan secara otomatis dihilangkan dalam tampilan. Ini merupakan salah satu sistem keamanan yang dimiliki oleh situs ini, papar Adi.
Tiga Sekolah
Program Think.com sudah diterapkan di tiga sekolah di Jakarta sebagai pilot project. Yaitu SD Avicenna, SMP Muhammadiyah 22 Pamulang dan SMP Labschool Cinere. Saat ini sudah 215 siswa dan guru yang telah menggunakan Think.com di sekolah-sekolah tersebut. Dalam waktu 6-9 bulan ke depan, Think.com akan diterapkan di sekolah-sekolah di DKI Jakarta. Selanjutnya diharapkan bisa diimplementasikan pada sekolah berpotensi di luar Jawa.
M. Badrus, Kepala Sekolah SLTP Muhammadiyah 22 Pamulang, Tanggerang mengatakan kendala yang masih dirasakan pada implementasi program ini adalah SDM guru. Pasalnya, masih banyak guru yang belum mengenal internet. Untuk itu pihaknya bersama Oracle memberikan pelatihan untuk guru.
“Kami terus melakukan sosialisasi pada guru dan murid. Saat ini ada empat guru yang sedang melakukan pelatihan. Mereka nantinya akan menjadi embrio untuk menyalurkan pengetahuan kepada guru dan siswa lainnya,” ungkap Badrus. Selain SDM guru, masalah infrastruktur juga masih menjadi kendala. Pasalnya, belum banyak sekolah yang memiliki akses internet dan komputer untuk siswa dan guru. (Harian Republika - Senin, 1 Mei 2006)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home