Sunday, December 31, 2006

Guru Entrepreneur Ada di Al-Zaytun

Oleh : Wakil Ketua MPR RI HM Aksa Mahmud *)

Wakil Ketua MPR RI HM Aksa Mahmud, selaku Wali Amanah Universitas Gajahmada (UGM) Yogyakarta, bangga UGM tercatat terbaik ke-42 dari 100 universitas terbaik dunia pada beberapa mata pelajaran unggulan. Tetapi dia lebih kagum lagi karena Rektor UGM Sofian Effendi justru mengagumi Universitas Al-Zaytun yang dinilainya memiliki manajemen yang lebih hebat dari UGM. Dia menyebut guru entrepreneur ada di Al-Zaytun.

Aksa Mahmud, yang juga pengusaha terkemuka yang sudah puluhan tahun menjadi entrepreneur sukses melalui kelompok usaha Grup Bosowa, semakin terkesima tatkala rektor UGM Sofian Effendi Justru mengagumi Universitas Al-Zaytun (UAZ) Indonesia yang dinilainya memilki manajemn yang jauh lebih hebat dibandingkan UGM. Aksa mengungkapkan hal itu dalam kuliah umumnya, sabtu 25 Nopember 2006 lalu di UAZ, Indonesia untuk membangunkan jiwa dan perilaku kewirausahaan di kalangan mahasiswa UAZ Indonesia.

Aksa Mahmud sudah lama dikenal sebagai tokoh pengusaha nasional yang tumbuh dari bawah dari Timur Indonesia. Lahir di Burru, Sulawesi Selatan pada 16 Juli 1945, tahun 1968 ia mendirikan grup usaha Bosowa. Bosowa mulanya berperan sebagai distributor tunggal pemasaran kendaraan Mitsubishi untuk seluruh kawasan timur Indonesia.

Sukses sebagai pengusaha, aksa lalu terjun menjadi politisi. Ia mengabdi lebih luas lagi di lembaga politik negara bernama Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Bahkan, mewakili institusi DPD ini ia terpilih menjadi Wakil Ketua MPR RI. Ketika pemilkik nama lengkap H.M. Aksa Mahmud ini berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun pada 25-26 November 2006 lalu, maka suasana yang tercipta adalah sebuah rasa yang hangat, gembira, dan penuh persahabatan. Aksa yang pengusaha yang jadi penguasa di Al-Zaytun merasakan seolah-olah sedang berada di habitatnya.

Sebab, Aksa Mahmud mengujungi sebuah kawasan pusat pendidikan terpadu yang juga sekaligus arena pembelajaran berwirausaha. Di Al-Zaytun, sebuah sudut pandang yang harus dimilki setiap wirausahwan sejati, yang sudah puluhan tahun digeluti Aksa Mahmud diterapkan benar-benar. Seperti, bagaimana seluruh siklus atau mata rantai kehidupan tidak pernah menyisakan sedikitpun material terbuang. Semua berguna dan dihitung rinci untuk dapat memberikan kemanfaatan maksimal serta meminimalkan pengeluaran sehemat mungkin.

Aksa Mahmud menjadi sangat mah’fum jadinya manakala mendapatkan penjelasan langsung dari Syaykh Abdussalam Panji Gumilang, pimpinan Al-Zaytun, tentang sistem tali air yang memastikan baik di musim hujan mapun musim kemarau Al-Zaytun akan selalu panen air. Ketersediaan air dalam waduk membuat program penanaman padi, sayur-mayur, buah-buahan dan tanaman-tanaman lain di seluruh areal lahan yang dimilki tak akan pernah terhambat. Semua kebutuhan dalam mata rantai makanan dapat dihasilkan sendiri oleh Al-Zaytun, kecuali untuk hal-hal tertentu yang memang tak bisa diproduksi.

Demikian pula bagaimana semua welding kontruksi gedung-gedung bertingkat milik Al-Zaytun dibuat sendiri oleh Al-Zaytun. Termasuk pula traktor tangan dan perahu, Al-Zaytun hanya membeli mesinnya, sedangkan casing dan sebagainya dibuat sendiri.

Pendidikan sebagai “gula”

Syaykh AS Panji Gumilang, tuan rumah yang merupakan pimpinan sekaligus personifikasi Al-Zaytun yang ditemu Aksa Mahmud di Wisma Tamu Al-Islah, memeng sejak awal mendesain Ponpes Al-Zaytun sebagai “gula”nya pusat pendidikan dan pengembangan budaya perdamaian dan pusat pengembangan budaya toleransi.

Ponpes sebagai “gula” dibangun dalam semangat pesantren namun dikelola secara modern. Karena dia “gula”, maka “semut” berupa kegiatan-kegiatan ekonomis dipastikan akan datang dengan sendirinya.

Karena itu setiap pribadi atau institusi apapun yang bersentuhan dengan Al-Zaytun, termasuk pengusaha terkenal sekaliber Aksa Mahmud harulah dapat memperoleh manfaat besar dari manisnya rasa “gula” Al-Zaytun. Paling tidak, setelah berkunjung akan selalu ada inspirasi baru yang tercetuskan.

Secara khusus lagi teknologi kultur jaringan dan transfer embrio, misalnya, Aksa sangat berharap sekali teknologi ini hadir di setiap kabupaten demi menyediakan bibit-bibit dan varietas terunggul tanaman pangan dan hewan peliharaan. Semua ide dicetuskan bersama oleh Syaykh dan Aksa untuk memberikan manfaat yang lebih besar kepada rakyat banyak.

Memiliki Kesamaan Sudut Pandang

Kunjungan HM. Aksa Mahmud, Wakil Ketua MPR RI ke sebuah pusat pendidikan terpadu di kawasan pedesaan nan teduh dan damai di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat adalah untuk kedua kali.

Aksa Mahmud pertama kali mengadakan kunjungan di bulan Agustus 2005, bersama rombongan Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo untuk meresmikan pendirian Universitas Al-Zaytun (UAZ) Indonesia.

Aksa bersama rombongan, masing-masing terdiri Sekretaris Wakil Ketua MPR RI RM Sumantri, Direktur Bisnis Bank Kesawan Etjik Jafar, dan staf pribadi bernama Salman, Kali ini datang juga masih dalam konteks UAZ Indonesia.

Yakni mengadakan Silahturahim Idul Fitri 1427 H di hadapan Keluarga Besar Universitas Al-Zaytun Indonesia, serta memberikan kuliah umum atau Stadium General kepada seluruh civitas akademika UAZ Indonesia. Tema yang ia bawakan adalah, “Membangun Jiwa dan Perilaku Kewirausahaan (Entrepreneurship) di Kalangan Mahasiswa Universitas Al-Zaytun Indonesia.”

Aksa merasakan betul manfaat kehadirannya kali ini. “Orang terdekat” Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla ini bisa bercengkerama mengenai banyak hal dengan Syaykh Panji Gumilang. Keduanya bertukar-pikiran mengenai berbagai perkembangan sosial politik dan kenegaraan terbaru di tanah air, membicarakan situasi global yang semakin menunjukkan gejala kuatnya interdependensi antar umat manusia dan antar bangsa, serta mencari peluang-peluang usaha baru yang masih memungkinkan untuk meberikan lebih banyak lagi kesejahteraan kepada masyarakat di berbagai daerah secara merata.

Kedua tokoh terlihat mempunyai kesamaan pandangan dalam banyak hal. Secara fisik pun keduanya ternyata memilki kesamaan pula sebab dalam darahnya sama-sama mengalir dara Bugis. Aksa Mahmud adalah Bugis tulen, hingga ia gielari sebagai “Saudagar Bugis Yang Cerdas”. Sementara Syaykh AS Panji Gumilang, dari gari keturunan ayah yan orang Madura, bila sislsilah diurut ke atas ternyata masih ada pula titisan darah Bugisnya.

Khusus mengenai cita-cita Indonesia masa depan yakni menciptakan Indonesia yang kuat, antara Aksa Mahmud dan Syaykh juga sangat setuju sekali apabila setiap pemimpin Indonesia berkesempatan menaikkan pendapatan perkapita Indonesia hingga paling tidak mencapai 3.500 dollar AS perkapita. Bila kondisi minimal itu sudah tercapai, kata keduanya, tak lagi masalah apabila pemimpinnya berganti-ganti.

Karena itu untuk menciptakan kepemimpinan yang kuat keduannya setuju agar setiap pemimpin, seperti presiden, diberi kesempatan untuk membangun perekonomian yang kokoh selama dua periode. Demikian pula kepada wakil presiden diberi berkempatan untuk menjabat selama dua periode.

Bagikan Pengalaman Entrepreneur

Aksa Mahmud sebagai “Saudagar Bugis Yang Cerdas” sudah selama puluhan tahun malang melintang sebagai pengusaha. Ia adalah tipe pengusaha yang kemudian berkecimpungan menjadi politikus.

Aksa memulai karir politik tahun 1999 saat terpilih sebagai Anggota MPR RI Fraksi Utusan Daerah periode 1999-2004. Ia kemudian terpilih sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Sulawesi Selatan periode 2004-2009. Sejak tahun 2002 sampai sekarang Aksa duduk sebagai Penasihat Gubenur Sulawesi Selatan Bidang Perekonomian Daerah. Mewakili institusi DPD, Aksa terpilih menjadi Wakil Ketua MPR RI periode tahun 2004-2009.

Tetapi jauh hari sebelum itu tepatnya tahun 1968, suami dari Hj. Ramlah Aksa ini mendirikan kelompok usaha bernama Bosowa. Grup Usaha Bosowa memiliki berbgai lini usaha hingga berhasil menempatkan nama pendiri sekaligus pemiliknya, HM. Aksa Mahmud, sebagai pengusaha pribumi nomor uruttan keenam terkaya di tanah air. Atau jika menurut Forbes, Aksa dengan total kekayaan 195 juta dollar AS adalah orang terkaya ke-28 dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia tahun ini.

Salah satu unit usaha Aksa yang begitu fenomenal, bahkan telah meberikan trade mark tersendiri kepada pendirinya sebagai “Raja Semen Dari Timur’, adalah pendirian Semen Bosowa. Industri ini sudah mempunyai pangsa pasar berskala internasional.

Aksa Mahmud memilki pengalaman khusus tentang hal ini untuk diceriterakan kepada para mahasiswa Universitas Al-Zaytun (UAS) Indonesia, sebagai bukti bahwa putra Bugis ini adalah tipikal pengusaha yang memilki kecerdasan tinggi dan bersikap pantang menyerah dalam menyiasati perjalanan bisnis. Turut pula diceritakannya dalam kuliah umum berberapa sekuel terpenting dari pengalaman panjang hidupnya sebagai usahawan, untuk ditularkan kepada ratusan mahasiswa angkatan pertama dan kedua UAS Indonesia. (Baca : Kuliah Umum HM Aksa Mahmud : Menebar Jurus Enterpreneur Sejati )

Akas Mahmud memang memiliki kedekatan historis dengan UAZ Indonesia. Ia turut aktif mendorong pendirian UAZ Indonesia, membuatnya berkomitment kuat pula agar UAZ Indonesia dapat menempati posisi sejajar dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, bahkan menjadi univerisitas yang berkelas dunia.

Aksa sangat mengerti UAZ Indonesia sudah memilki modal yang kuat menjadi universitas internasional. Modal dan ukuran itu dimilki sebab Aksa sehari-hari terlibat pula sebagai Wali Amanat Universitas Gajahmada (WA-UGM) Yogyakarta.

Kata Aksa saat ini UGM adalah universitas terbaik nomor satu Indonesia, bahkan menempati urutan ke-42 dari 100 universitas terbaik dunia pada beberapa mata pelajaran unggulan. Tetapi Rektor UGM, Sofian Effendi, kepada Aksa justru mengatakan bahwa manajemen Universitas Al-Zaytun Indonesia lebih hebat daripada manajemen UGM.

“Jadi, banggalah menjadi mahasiswa Universitas Al-Zaytun bahwa ada pengakuan dari rektor universitas nomor 42 terbaik dari 100 universitas terbaik di dunia. Dan, bahwa Anda punya kampus lebih bagus dari kampus yang dia pimpin. Itu satu kebanggaan,” kata Aksa kepada seluruh civitas akademika Universitas Al-Zaytun Indonesia. Pidato ini lanatas memperoleh tepuk tangan meriah dari mahasiswa UAZ Indonesia.

Aksa menyebutkan kebanggaan sangat diperlukan oleh semua orang tanpa kecuali, termasuk oleh mahasiswa dan pengusaha. “Untuk berhasil, jangan mimpi berhasil tanpa memilki kebanggaan. Oleh sebab itu ada yang disebut brand images. Setiap pengusaha yang pertama kali harus diciptakan adalah brand images, sebuah rasa bangga, dan bangga,” tambah Aksa.

Kata Aksa, setiap memulai usaha yang pertama kali diciptakan adalah brand images dan bangga atas brand images itu. Dengan brand images seorang wirausaha sejati pasti bisa mengadakan transaksi kendati barangnya belum ada, uangnya belum ada, dan bahkan pembelinya pun belum ada. Menurut Aksa para pelajar atau mahasiswa Al-Zaytun bila kelak memulai usaha lantas mengeluh sebab tidak memiliki modal, maka bisa dipastikan dia itu sudah benar sebagai pengusaha. Semua orang yang memulai usaha selalu kesulitan bagaimana mendapatkan modal.

Karena itu, pelajaran penting lain bagi setiap wirausahawan adalah bagaimana mencari dan mengelola keuangan. Pengusaha berdarah Melayu rata-rata menjadi tertinggal karena selalu cari proyek saja kerjanya, tetapi tidak mempunyai kepercayaan keuangan. Ini sebuah kesalahan fatal sehingga pengusahanya tak tumbuh-tumbuh. Berbeda dengan pengusaha non pribumi, yang lebih dahulu mencari tahu bagaimana cara memainkan uang, baru mencari proyek.
(Sumber Majalah Berita Indonesia – 27/ 2006)

1 Comments:

Blogger Unknown said...

terus maju jgn menyerah, jangan hiraukan kicauan burung di seantero nusantara, teruslah berkarya dmi mewujudkan cita2 luhur menuju masyarakat madaniyah sesuai dgn moto "mengembangkan budaya toleransi serta pengembangan budaya perdamaian" bukankah damai itu indah. anjing menggonggong kafilah tetap berlalu sukses selalu tuk semua komponen alzaytun demi tercapainya kesejahtraan rakyat bangsa ini.

11:02 PM  

Post a Comment

<< Home

Bisnis di Internet