Friday, July 14, 2006

Kelulusan UN 2006 Naik, Tapi Masih Banyak yang Tidak Lulus

Menurut Catatan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), angka kelulusan hasil ujian nasional atau UN tahun 2006 untuk jenjang SMA dan sederajat mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Namun, masih ada 14 sekolah yang seluruh siswanya tidak lulus.
Hasil ujian nasional atau UN tahun 2006 yang diumumkan di seluruh wilayah Tanah Air, Senin 19 Juni secara serentak disambut gembira, namun juga air mata. Gembira bagi mereka yang dapat memenuhi target standar nilai rata-rata kelulusan 4,50 untuk semua mata pelajarannya. Namun, bagi yang tidak bisa memenuhi standar nilai, harus rela gigit jari karena dianggap tidak lulus.
Dalam siaran pers, Ketua Bada Standar Nasioanl Pendidikan, Bambang Suhendro mengatakan bahwa angka kelulusan jenjang SMA dan sederajat tahun ini mengalami kenaikan. Untuk sekolah menengah atas (SMA), angka kelulusan naik dari 80,76% menjadi 92,50%. Untuk madrasah aliyah (MA), dari 80,73% menjadi 90,82%. Untuk sekolah menengah kejuruan (SMK) dari 78,29% menjadi 91,00%. Sementara itu Madrasah Aliyah Al-Zaytun yang terdapat di wilayah Indramayu, dari 1253 siswa jurusan IPA dan IPS, lulus 100%. Jika dihitung dalam 1 kelas terdapat 40 siswa maka sekitar 31 kelas MA Al-Zaytun lulus ujian nasional. (lihat berita selengkapnya – Ujuan Nasional 2006)
Kendati mengalami kenaikan, ada sekitar 14 sekolah di beberapa daerah di Indonesia yang semua siswanya tidak lulus atau kelulusannya 0%. Sekolah-sekolah itu terdapat di Provinsi DKI Jakarta (6 SMA dan I SMK), Bali (3 SMA), Kalimantan Selatan (3 MA dan 1 SMA). Sedangkan di SMA N Tanjungsari Gunung Kidul, semua siswa jurusan IPA yang berjumlah 12 orang tidak lulus ujian nasional (Kompas , 20/6).
Menurut Bambang, peningkatan presentase kelulusan itu mengindikasikan terjadinya peningkatan mutu pendidikan sekolah menengah secara nasional. "Hasil ini antara lain disebabkan oleh kenaikan batas ambang rata-rata menjadi 4,50 dan kebijakan satu kali ujian, tanpa ada ujian ulangan," ujarnya.
Jerih payah yang sia-sia
Kesedihan tantu saja tidak bisa disembunyikan di wajah-wajah mereka yang tidak lulus. Media Indonesia memberitakan, sejumlah siswa SMA di Purwokerto, Jawa Tengah pingsan setelah tahu mereka tidak lulus. Sementara itu di SMK Kelautan Majene, Sulawesi Barat dan SMA Dharma Kirti di Kabupaten Karang Asem, Bali, semua siswanya tidak ada yang lulus ujian nasional. Siswa perempuan paling tidak mampu menyembunyikan kesedihan. Mereka menangis histeris, bahkan ada pula yang pingsan.
Lebih lanjut Media Indonesia mencatat, wajar jika mereka tidak bisa menerima hasil itu, karena jerih payah mereka selama ini akhirnya hanya sia-sia, tapi juga biaya sekolah yang sudah mereka keluarkan. Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana dengan siswa yang sehari-hari angka prestasinya bagus, karena sesuatu hal misalnya sakit saat ujian sehingga nilai ujian nasionalnya jeblok di berapa mata pelajaran? Apakah hanya nilai ujian nasional yang menjadi patokan seorang siswa lulus atau tidak lulus? Haruskah mereka mengulang kembali di bangku kelas III selam 1 tahun lagi hanya karena satu atau dua mata pelajaran yang diuji itu tidak memenuhi standar nilai?
Seperti yang dialami Bayu Taruna, siswa kelas III SMA negeri 71, Jakarta Timur. Sebelumnya anak pasangan Eni dan Bambang Purwo Sedono ini telah dinyatakan lulus seleksi penelusuran minat dan bakat (PMDK) di Universitas Brawijaya, Malang Fakultas Teknik Pertanian. Artinya, Bayu telah terdaftar sebagai calon mahasiswa di universitas itu tanpa melalui tes. Namun, langkahnya itu harus terhenti karena dia tidak lulus dalam ujian nasional 2006. Tentu, kenyataan itu bukan saja memukul Bayu, tapi juga kedua orangtuanya.
Sungguh begitu menyedihkan, jika kelulusan hanya berdasarkan standar ujian nasional. Sementara bagi yang lulus ujian nasional pun mereka masih harus melalui tahap seleksi untuk masuk perguruan tinggi. Padahal belum tentu juga setelah mereka lulus ujian nasional di tingkat SLTA, menjadi jaminan "mendapat" tempat di perguruan tinggi negeri yang dituju. Jadi, ke mana sebenarnya arah pendidikan ini?(Sumber Majalah Berita Indonesia-16/2006)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Bisnis di Internet