Friday, July 14, 2006

Hasil UN Depok Terburuk se-Jawa Barat

Pelaksanaan, ujian nasional tahun ini membuat dunia pendidikan Kpta Depok coreng-moreng. Bagaimana tidak, dari seluruh kota/kabupaten se-Jawa Barat, wilayah yang dikomandoi Nurmahmudi Ismail itu menduduki temapat teratas untuk kategori wilayah dengan angka kegagalan UN tingkat SMP/MTS tertinggi. Sementara itu, tingkat SMA/SMK menempati urutan kedua terburuk.
Data terakhir yang dihimpun Indo Pos menyebutkan, untuk tingkat SMPT/MTS dari togal 13.507 peserta UN, 1.835 siswa di antaranya tidak lulus. Jumlah tersebutlah yang menempatkan Depok pada urutan pertama wilayah dengan jumlah siswa gagal tertinggi. Sementara itu, di tingkat SMA/SMK, dari 25 kota/kabupaten yang ada, Kota Depok berada pada posisi kedua terburuk se-Jabar. Yaitu, dengan jumlah siswa gaal UN sebanyak 566, dari total 9.874 peserta.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Dinas Pendidikan Kota Depok Asep Roswanda mengatakan, untuk menindak-lanjuti hasil pengumuman UN tersebut, perlu ada evaluasi yang mendalam di seluruh lini. "Bukan hanya di sekolah, tetapi di lingkungan Disdik juga. Bagaimanapun, banyaknya peserta yang tidak lulus merupakan tanggung jawab kitas semua sebagai pelaku pendidikan," ujarnya.
Sejumlah masyarakat yang ditemui mengaku terkejut dengan kondisi pendidikan Kota Depok saat ini. Bahkan tak sedikit pula yang menyatakan kekhawatirannya. Misalnya, RIna Sendouw, 41, warga Perumahan Taman Duta, Sukmajaya. "Jika mutu pendidikan di Depok tidak diperbaiki. Lebih baik anak saya melanjutkan sekolahnya di Jakarta saja," ujar ibu beranak dua itu.
Hal senada diungkapkan Mufti, 36, warga Jalan Raya H. Usman, Kelurahan Kukusan, Beji. "Mendingan sekolah di Jakarta sajalah, biar nggak pusing mikirin anak bakal lulus apa nggak." Ujarnya. "Putra saya, tahun ini akan masuk SMP. Saya takut nasibnya sama seperti siswa SMP yang tak lulus UN di Depok," ujarnya.
Menanggapi kekhawatiran para orang tua tersebut, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Kota Depok Andi Suwandi mengatakan, itu hak mereka untuk menentukan anak-anaknya bersekolah di mana saja. "Itu hak masing-masing orang tua, kita tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya. (Koran Indopos, Rabu, 28 Juni 2006).

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Bisnis di Internet