Friday, July 14, 2006

Ujian Nasioanl 2006, Al-Zaytun Menuai Prestasi Gemilang

Dalam usianya yang masih relatif muda, Al-Zaytun mencetak prestasi gemilang. Sebanyak 1253 siswa-siswi di Al-Zaytun yang mengikuti ujian nasional dinyatakan lulus 100% dimana 85% di-antaranya memperoleh nilai di atas 7, jauh di atas rata-rata nasional. Bahkan Al-Zaytun berhasil meraih semua peringkat Top 100 se-Jawa Barat baik dari program studi IPA maupun IPS. Selain itu, nilai semua bidang studi yang diujikan juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

Raut wajah Syaykh AS Panji Gumilang terlihat segar dan cerah sore itu. Kedua tangannya yang memakai sarung tangan hitam bergerak melambai menyambut tiga orang wartawan Berita Indonesia yang datang berkunjung untuk meliput perkembangan di Al-Zaytun yang kebetulan pada hari itu adalah hari pengumuman secara nasional hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) 2006.

Kerap kali, pria yang membidani terbentuknya lembaga pendidikan berskala internasional ini tertawa lepas bahkan terbahak-bahak. Siapa saja yang ada di dekatnya ikut tertawa entah itu karena mendengar lucu guyonannya atau tertawa karena tertular semangat dan suka cita yang dirasakan oleh Syaykh. Syaykh dan segenap eksponen Al-Zaytun termasuk siswa-siswi dan orang tua murid patut berbangga hati. Sebab semua peserta didiknya dinyatakan lulus bahkan dengan prestasi yang luar biasa. Pada program IPA, siswa-siswinya merebut peringkat 1-100 se-Jawa Barat kecuali untuk peringkat 10 yang diambil oleh sekolah lain. Begitu pula dengan program studi IPA, siswa-siswinya menduduki peringkat 1-100 se-Jawa Barat. Ibarat singa, merajai hutan belantara, begitu pula Al-Zaytun di tengah belantara dunia pendidikan khususnya di Jawa Barat.

Ujian Nasional 2006 untuk tingkat Aliyah ini merupakan yang kedua kalinya diadakan di Al-Zaytun. Pada UAN 2005, dari 1.251 peserta didik terdapat 1 siswa yang tidak lulus (0,079%). Namun, dalam UAN 2006 ini semua siswanya dinyatakan lulus dengan nilai kelulusan jauh di atas rata-rata nasional.

Dari segi nilai rata-rata, program studi IPA masih lebih unggul dibandingkan dengan program studi IPS. Sebanyak 96,55% siswa program studi IPA (551 orang) mendapat nilai di atas 7. Sedangkan program studi IPS (702 orang) jauh tertinggal sebesar 73,65%. Bukan berniat mengecilkan program studi IPS, keunggulan ini juga bisa dilihat dari nilai antara 5-6 yang diperoleh di kedua program studi ini. Semua siswa progam studi IPA (311 rizal, 240 nisa) mempunyai nilai rata-rata 6 ke atas sedangkan dari program studi IPS (431 rijal, 271 nisa ) masih terdapat 9 siswa yang mendapat nilai 5-6. Jumlah ini memang terbilang kecil dan menjadi bersifat relative apabila melihat jumlah siswa program studi IPA yang lebih kecil dibandingkan dengan program studi IPS.

Begitu pula dengan jumlah siswa yang mendapat nilai 10 dimana pada program studi IPA, terdapat 2 siswa (0,36% - 1 rijal, 1 nisa) untuk bidang studi Bahasa Indonesia, 27 siswa (4,90% - 21 rijal, 6 nisa) untuk bidang Bahasa Inggris, dan 16 siswa (2,90% - 12 rijal, 4 nisa). Sedangkan pada bidang studi IPS, jumlah siswa yang mendapat nilai 10 sangat kecil dimana 1 siswa (0,36% - 1 nisa) untuk bidang studi Bahasa Indonesia, 2 siswa (0,28% - 1 rijal, 1 nisa) untuk bidang studi Bahasa Inggris. Sedangkan bidang studi ekonomi yang seharusnya menjadi "lahan"nya, tidak satupun siswa yang mendapat nilai 10.

Bila melihat tingkat penyebaran nilai rata-rata di kedua program studi untuk tiga bidang studi yang diujikan, program studi IPA juga tetap lebih unggul. Hanya 3,45% yang mendapat nilai antara 6-7. Persentase terbesar, 54,63% siswa mendapat nilai antara 7-8, 33,21% mendapat nilai antara 8-9 dan 8,71% mendapat nilai antara 9-10. Sedangkan pada program studi iPS, terdapat 26,21% siswa mendapat nilai antara 6-7. Persentase tersebesar, 68,09% siswa mendapat nilai antara 7-8, 55,56% mendapat nilai antara 8-9 dan 0,14% mendapat nilai antara 9-10. Atau dengan kata lain, 96,55% siswa program studi IPA mendapat nilai di atas 7 dan 73,79% siswa program studi IPS mendapat nilai di atas 7.

Pada program studi IPA, dari tiga bidang studi yang diujikan, Bahasa Indonesia mempunyai porsi nilai yang terbaik. Dari 551 siswa, 6 orang (1,09%) mendapat nilai antara 6-7, 108 orang (19,60%) menapat nilai antara 7-8, 283 orang (51,36%) mendapat nilai antara 8-9, 152 orang (27,59%) mendapat nilai antara 9-10, 2 orang (0,36%) mendapat nilai 10. Bandingkan dengan hasil UAN 2005, dimana 351 orang (56,07%) mendapat nilai antara 7-8 dan 103 orang (16,45) mendapat nilai antara 8-9.

Sedangkan Bahasa Inggris, penyebaran nilainya terbilang merata dengan catatan masih perlunya dilakukan sejumlah perbaikan di tahun mendatang sebab terdapat 112 orang (20,33%), 47 rijal, 65 nisa, mendapat nilai 6-7. Bila dibandingkan dengan hasil UAN 2005 dimana 38,50% (241 orang) siswa mendapat nilai 6-7, hasil UAN 2006 ini memang sudah lebih baik.

Hasil yang diperoleh program studi IPA untuk bidang studi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris masih jauh lebih baik bila dibandingkan dengan program studi IPS. Walau demikian, bila dibandingkan dengan hasil UAN tahun lalu, nilai kedua bidang ini untuk program studi IPS meningkat drastis. Tahun lalu, untuk bidang studi Bahasa Indonesia hanya 12 orang (1,925) yang mendapat nilai antara 8-9, sedangkan tahun ini, terdapat 36,18% atau 254 orang mendapat nilai 8-9. Untuk nilai antara 7-8 tidak ada perbedaan yang berarti, tahun lalu terdapat 50,40% (315 orang) , tahun ini terdapat 48,72% (342 orang). Untuk bidang studi Bahasa Inggris juga terjadi peningkatan. Tahun lalu, porsi terbesar sebanyak 70,40% (440 orang) mendapat nilai antara 6-7 sedangkan tahun ini, persentasenya menurun menjadi 4-,29% (346 orang). Penurunan persentase ini tampak berpindah ke jumlah siswa yang mendapat nilai 7-8 dimana tahun lalu sebesar 22,72% (142 orang) dan tahun ini meningkat menjadi 42,17% (296 orang).

Satu hal yang juga perlu diperhatikan tentang hasil UAN 2006 ini, nilai dua mata pelajaran "khas" milik kedua program studi yaitu Matematika dan Ekonomi juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Pada program studi IPA untuk bidang studi matematika, sebanyak 58,08% (320 orang) mendapat nilai antara 7-8. Persentase ini memang jauh meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 35,46% (222 orang). Begitu pula dengan persentase jumlah siswa yang mendapat nilai antara 7-8 untuk bidang studi ekonomi mengalami peningkatan dimana tahun ini sebanyak 50,57% (355 orang) dan tahun lalu sebanyak 35,46% (222 orang). Namun untuk persentase jumlah siswa yang mendapat nilai di atas 8 masih sama seperti tahun lalu sekitar 5%. Begitu pula, untuk nilai antara 6-7 tidak ada peningkatan yang berarti dibandingkan tahun lalu, sebanyak 44,32% (277 orang) dan tahun ini sebanyak 42,31% (297 orang).

Dari hasil Rekapitulasi Nilai Ujian Nasional 2006 ini, keluarga besar Al-Zaytun boleh berbangga hati. Tawa Syaykh yang berderai seakan menghapus semua keringat dan air mata yang sudah tercurah. Di tengah terpaan badai kritik dan hinaan, Al-Zaytun masih tetap melaju sambil terus berbenah diri memperbaiki berbagai kelemahan dan kekurangan dalam mewujudkan visi menjadi lembaga pendidikan berskala internasional, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan toleransi serta sanggup berdiri bertempur di tengah kancah nasional dan internasional. Al-Zaytun masih akan terus membangun. Mengutip perkataan Syaykh beberapa tahun yang lalu, "Sekali roda sudah berputar, mobil akan tetap melaju, yang penting bagaimana mengemudikannya. Kita buktikan dengan karya nyata dan bukan dengan kata-kata".
(Sumber Majalah Berita Indonesia-16/2006)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Bisnis di Internet