Pelajar Malaysia akan Menyerbu Indonesia
Indonesia bakal menjadi tujuan utama baru bagi pelajar pendidikan tinggi Malaysia secara besar-besaran. Ini menyusul persetujuan republika itu untuk meluluskan visa keluar masuk berulang-kali menjelang akhir tahun ini.
Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi, mengatakan, persetujuan itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam salah satu agenda pertemuan di Jakarta, awal pekan ini.
Kemudahan terbaru itu, menuru Badawi, memungkinkan lebih banyak pelajar Malaysia memilih Indonesia untuk melanjutkan pendidikan dan tidak terbatas kepada bidang medis atau agama semata. "Saya diberi jaminan oleh Presiden bahwa kemudahan ini akan dipercepatkan dan saya kira itu bisa dilaksanakan, sebelum akhir tahun ini," katanya dalam juma pers, Senin (24/7), selepas pertemuan dengan 150 pelajar di Kedutaan Malaysia. Turut hadir, Menteri Pendidikan Tinggi, Datuk Mustapa Mohamed dan Duta Besar Malaysia di Indonesia, Datuk Zainal Abidin Mohamad Zain.
Sejak sekitar 20 tahun lalu, pelajar Malaysia di republic ini Cuma diberi visa masuk sekali yang menimbulkan masalah setiap kali mereka perlu pulang ke tanah air atas sebab-sebab mendesak. Mereka perlu memohon lagi visa untuk kembali ke Indonesia.
Menindak-lanjuti kemudahan terbaru yang disetujui kedua belah pihak, pelajar Malaysia yang ingin memasuki universitas di Indonesia bakal diberikan visa keluar masuk berulang kali sepanjang masih menjalani pendidikan mereka. Badawi percaya, kemudahan terbaru itu akan menambah dorongan untuk pelajar Malaysia yang tidak mendapat temapt di institusi pendidikan tinggi negeri lain. Apalagi baiay pendidikan dan gaya hidup di Indonesia lebih rendah di bandingkan Inggris, Australia, dan Selandia Baru.
Saat ini ada sekitar 2.500 pelajar Malaysia di 17 universitas di Indonesia yang mendapat pengakuan Lembaga Akreditasi Negara (LAN). "Setelah ini, jumlah pelajar luar negeri di Indonesia mungkin paling banyak dari Malaysia. Lagi pula, pelajar Malaysia di sini tidak hanya Bumi Putera tapi banyak juga yang bukan Bumi putera," katanya.
Sebaliknya Badawi menawarkan kepada Susilo kesediaan Malaysia untuk mengambil bagian dalam memulihkan kondisi rumah korban tsunami di Pangandaran, Jawa Barat.
"Tawaran kita terima baik dan kita akan mendapatkan maklumat lanjut serta mengenal pasti dunia usaha kita yang bersedia membantu," kata Badawi.
Kedua pemimpin juga membicarakan perkembangan agresi Israel di Lebanon. Masing-masing menyatakan ras tidak puas hati, duka cita, dan amat marah. Sebab, Negara itu diperlakukan sedemikian rupa tanpa ada kawalan hingga seolah-olah digalakkkan negara tertentu.
Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi, mengatakan, persetujuan itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam salah satu agenda pertemuan di Jakarta, awal pekan ini.
Kemudahan terbaru itu, menuru Badawi, memungkinkan lebih banyak pelajar Malaysia memilih Indonesia untuk melanjutkan pendidikan dan tidak terbatas kepada bidang medis atau agama semata. "Saya diberi jaminan oleh Presiden bahwa kemudahan ini akan dipercepatkan dan saya kira itu bisa dilaksanakan, sebelum akhir tahun ini," katanya dalam juma pers, Senin (24/7), selepas pertemuan dengan 150 pelajar di Kedutaan Malaysia. Turut hadir, Menteri Pendidikan Tinggi, Datuk Mustapa Mohamed dan Duta Besar Malaysia di Indonesia, Datuk Zainal Abidin Mohamad Zain.
Sejak sekitar 20 tahun lalu, pelajar Malaysia di republic ini Cuma diberi visa masuk sekali yang menimbulkan masalah setiap kali mereka perlu pulang ke tanah air atas sebab-sebab mendesak. Mereka perlu memohon lagi visa untuk kembali ke Indonesia.
Menindak-lanjuti kemudahan terbaru yang disetujui kedua belah pihak, pelajar Malaysia yang ingin memasuki universitas di Indonesia bakal diberikan visa keluar masuk berulang kali sepanjang masih menjalani pendidikan mereka. Badawi percaya, kemudahan terbaru itu akan menambah dorongan untuk pelajar Malaysia yang tidak mendapat temapt di institusi pendidikan tinggi negeri lain. Apalagi baiay pendidikan dan gaya hidup di Indonesia lebih rendah di bandingkan Inggris, Australia, dan Selandia Baru.
Saat ini ada sekitar 2.500 pelajar Malaysia di 17 universitas di Indonesia yang mendapat pengakuan Lembaga Akreditasi Negara (LAN). "Setelah ini, jumlah pelajar luar negeri di Indonesia mungkin paling banyak dari Malaysia. Lagi pula, pelajar Malaysia di sini tidak hanya Bumi Putera tapi banyak juga yang bukan Bumi putera," katanya.
Sebaliknya Badawi menawarkan kepada Susilo kesediaan Malaysia untuk mengambil bagian dalam memulihkan kondisi rumah korban tsunami di Pangandaran, Jawa Barat.
"Tawaran kita terima baik dan kita akan mendapatkan maklumat lanjut serta mengenal pasti dunia usaha kita yang bersedia membantu," kata Badawi.
Kedua pemimpin juga membicarakan perkembangan agresi Israel di Lebanon. Masing-masing menyatakan ras tidak puas hati, duka cita, dan amat marah. Sebab, Negara itu diperlakukan sedemikian rupa tanpa ada kawalan hingga seolah-olah digalakkkan negara tertentu.
(Sumber Harian Republika – Rabu,26 Juli 2006)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home