Monday, February 26, 2007

Pendidikan Terpadu Berskala Global

Al-Zaytun Sebuah lembaga pendidikan terpadu berskala global. Sebuah Kampus untuk belajar semua aspek kehidupan secara terpadu. Termasuk belajar manajemen air untuk mengatasi masalah banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.

Jakarta keadaraan darurat akibat banjir. Kondisi yang hampir sama juga terjadi di berbagai daerah. Siklus bencana kebanjiran di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Siklus itu berulang nyaris tanpa ada upaya untuk mengatasinya.

Dalam kondisi ketidak-berdayaan seperti ini, kiranya tidak terlalu berlebihan, bila para petinggi negeri ini, para pengambil keputusan negeri ini, meluangkan waktu belajar dari manajemen air yang diterapkan AL-Zaytun.

Khusus para petinggi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sebuah kampung besar, metropolitan, yang sudah langganan banjir di musim hujan dan kekeringan air bersih di musim kemarau. Silahkan menengok prinsip manajemen air yang berlaku di Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Jika prinsip manajemen air Al-Zaytun itu dianut, barangkali banjir di Jakarta tak akan separah seperti tahun ini.

Manajemen air di Al-Zaytun mengandung prinsip panen air di musim hujan dan tidak kekeringan (kekurangan air) pada musim kemarau. Padahal sebelumnya kampus Al-Zaytun dengan areal 1200 hektar itu adalah tanah gersang yang kekeringan di musim kemarau dan kebanjiran di musim hujan. Dengan manajemen air, kondisi buruk itu dapat diatasi.

Manajeman air di Al-Zaytun itu antara lain dengan membangun sumur resapan air, waduk, dan parit (tali air) secara proporsional, serta proses treatment. Bila saja prinsip ini yang diaplikasikan di Jakarta, dengan cara yang hampir sama, niscaya Jakarta akan dapat mengatasi masalah kebanjiran dan kekeringan.

Kampus Al-Zaytun letaknya memang sangat terpencil terletak di Kampung Sandrem, Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Jauh dari pusat keramaian Ibukota Jakarta tetapi sumbangan idenya, antara lain manajemen air jauh lebih maju dari Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Manajemen air sesungguhnya hanyalah sedikit saja dari sejumlah ide besar yang sedang dibangun dan dikembangkan di Al-Zaytun. Al-Zaytun adalah sebuah fenomena besar berskala global di bidang pendidikan terpadu. Inilah pusat pendidikan yang disenyawakan dengan pusat ekonomi demin membangun masa depan Indonesia yang kuat dalam segala hal dan berdimensi sangat luas sekali.

Sejak memulakan pendidikan pada 1 Juli 1999 tampak sekali pesatnya kemajuan fisik dan non fisik serta sistem yang dibangun-tampilkan Al-Zaytun.

Di-setting hidup dalam ruang dan waktu yang tak terbatas dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan dengan menerapkan sisitem pendidikan satu pipa maka dalam hitungan puluhan tahun ke depan Al-Zaytun diperkirakan sudah akan turut memberikan kontribusi besar terhadap perbaikan peradaban dunia, baik dari segi iptek, kemandirian ekonomi dan pengelolaan lingkungan hidup maupun menciptakan perdamaian karena kampus ini dibangun sebagai pusat pendidikan dan pengembangan budaya toleransi dan pusat pengembangan budaya perdamaian.

Di hadapan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, yang secara khusus menyempatkan diri datang ke Kampus AL-Zaytun untuk memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharam 1428 Hijriyah yang jatuh tepat pada 20 Januari 2007, pimpinan, penanggung-jawab, sekaligus personifikasi Al-Zaytun yaitu Syaykh AS Panji Gumilang berpidato menceritakan kilas balik peta perjalanan Al-Zaytun berikut cita-cita, visi dan misi yang hendak diraihnya. Pidato itu diberinya judul. “Laporan Syaykh Al-Zaytun Kepada Wapres Bapak Jusuf Kalla, Pada Peringatan 1 Muharam 1428 H di Masjid Rahmatan Lil’Alamin Al-Zaytun, Hari Sabtu, Tarikh 1 Muharam 1428H / 20 Januari 2007M“.

Pelopori Perubahan

Selanjutnya, ketika menyampaikan pidato tanpa teks untuk memberikan pembelakan kepada segenap civitas akademia Al-Zaytun, Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengatakan kita adalah bangsa yang besar, yang luas, yang kaya, yang penduduknya nomor lima terbesar di dunia.

Wapres mengatakan salah satu hal yang sangat kuat memberikan pengaruh terhadap kemajuan adalah PENDIDIKAN. Karena itu siapa saja, atau kepada setiap lembaga dan institusi yang memberikan sumbangan pendidikan kepada bangsa haruslah kita berikan penghargaan yang sangat tinggi.

Wakil Presiden menyebutkan AL-Zaytun telah mempelopori perubahan atas citra pondok pesantren dari yang sebelumnya kumuh, kotor, sempit, menjadi lebih teratur, lebih baik, dan lebih maju bahkan terlihat mewah.

Wapres mengatakan bahwa misi utama pondok pesantren adalah pendidikan. Dimana-mana tujuan pendidikan adalah untuk peningkatan harkat manusia. “Tidak ada bangsa yang maju tanpa pendidikan yang baik. Tidak ada ummat yang maju tanpa pendidikan yang baik. Tidak ada orang pribadi demi pribadi yang maju tanpa pendidikan yang baik. Apalagi dalam alam di mana orang bersaing antar negara, antar daerah, antar kota, maka, tentu, hanya pendidikanlah yang dapat memperbaiki dan memenangkan persaingan-persaingan tersebut,“ kata Kalla.
(Sumber - Majalah Berita Indonesia – Edisi 32/2007)

1 Comments:

Blogger abasyah said...

Pergerakan dan Sejarah Islam di Indonesia

http://abasyah.blogspot.com/
http://daulah4islam.wordpress.com/
http://partai-politik-islam.blogspot.com/
http://memahami-sejarah-perjuangan-umat.blogspot.com/
http://gali-terabaikan.blogspot.com/
http://pasang-surut-islam-indonesia.blogspot.com/
http://mengungkap-nii-zaytun.blogspot.com/
http://musuh-darul-islam.blogspot.com/

9:58 AM  

Post a Comment

<< Home

Bisnis di Internet