Saturday, July 12, 2008

Al-Zaytun Hibahkan 18 Sapi Pejantan Unggul ke Negara


Al-Zaytun dalam program uji progeny (progeny test) nasional mendapatkan jenis ternak sap! unggul (excellent bull), menghibahkan 18 sapi pejantan unggul kepada negara. Penghibahan bibit sapi unggul itu sebagai persembahan nyata Al-Zaytun dalam memeringati Satu Abad Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) kiranya dapat mendorong kebangkitan nasional, khususnya kebangkitan peternakan sap! nasional. Hal ini sekaligus sebagai persembahan Al-Zaytun dalam rangkaian kegiatan Sewindu Al-Zaytun.
Penghibahan dengan nilai tak terhingga itu, dilakukan oleh Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang melalui Di¬rektur Perbibitan, Ditjen Peternakan, Departemen Pertanian RI, Dr. Ir. Gunawan, di Kampus Al-Zaytun, 30 April 2008. Al-Zaytun dengan sukarela menghibahkan lebih 40 kepala Bull unggul, namun pemerintah masih memilih 18 kepala pada tahap pertama. Tetapi hanya dengan hibah 18 kepala bibit sapi unggul ini, sudah dapat memenuhi 10% kebutuhan semen (sperma) sapi unggul nasional. Kelak Al-Zaytun akan menghibahkan yang lainnya sesuai keperluan demi mempercepat proses kebangkitan peternakan sapi nasional, baik sapi perah maupun sapi pedaging'

Di tengah kondisi bangsa yang sedang mengalami krisis minyak, pangan dan sapi (daging dan susu), Al-Zaytun mengoptimalkan momentum satu abad Hari Kebangkitan Nasional dengan menghibah¬kan 18 kepala sapi (pejantan) unggul. "Sekarang sedang krisis, ayo hibah. Semua krisis, minyak krisis, pangan krisis, sapi krisis. Nah kita mulai dari sini, hibah 18 kepala saja su¬dah lo % kebutuhan nasional," kata Syaykh Al-Zaytun Panji Gumilang scat Berita Indonesia mengonfirmasi tentang hibah tersebut.
Diperkirakan harga Bull unggul Canada itu Rp 2,5 sd 3 miliar per kepala. Jika dikali 18 berarti bernilai sekitar Rp 50 milyar. Namun Syaykh Panji Gumilang mengatakan agar jangan dihitung atau dirupiahkan. "Miliar rupiah itu bisa dicari. Yang penting bangsa kita ini bangkit. Protein terpenuhi, susu terpenuhi," kata¬nya. Syaykh mengatakan lebih baik dilihat kemanfaatannya untuk mendorong kebangkitan bangsa, khususnya kebangkitan peternakan nasional.

Ketika ditanya bagaimana prosesnya dan kenapa Al-Zaytun mengibahkan sapi pejantan unggul itu? "Ya, karena cinta bangsa dan negara. Demi kebangkitan bangsa," jawab Syaykh Al-Zaytun. Menurut¬nya, suatu bangsa tidak bakal bangkit kalau tidak diawali dari sumber asupan yang berprotein, bergizi, dan sehat. Sementara itu, Syaykh melihat bangsa dan negara ini tidak bisa mengatasi kekurangan sapi pejantan. "Ya, kita hibahkan," jelas Syaykh Panji Gumilang.
Kenapa negara ini kekurangan sapi pejantan unggul, apakah karena ketidakberdayaan pemerintah atau spa? "Oh, tidak. Bukan karena ketidak-berdayaan. Karena belum serius saja," ujar Syaykh. Menurut catatan Berita Indonesia, pemerintah sudah berulangkali mengeluarkan biaya untuk mendapatkan sapi ung¬gul melalui embrio transfer dan/atau inseminasi buatan, namun tidak berhasil dengan baik. Sedangkan di Al-Zaytun, dengan biaya sendiri selalu berhasil dengan memuaskan.

Sumber Berita Indonesia di Departemen Pertanian menga¬takan pemerintah (Direktur Pembibitan, Ditjen Peternakan, Deptan) sudah delapan tahun melakukan uji progeny dan sudah 42 kali mengadakan rapat (musyawarah). Sudah cukup banyak biaya yang dikeluarkan. Sempat dilaporkan dalam beberapa kali uji progeny ada basil. Tapi ternyata setelah diteliti dan dibicarakan dalam rapat hasilnya tidak ada. Yang ada (berhasil) hanya di Al-Zaytun.

Al-Zaytun sejak berdiri pada 1999, sudah menggeluti peternakan sapi, terutama dalam Skala penelitian sudah berjumlah delapan ratusan kepala sapi. Kemudian Al-Zaytun saat ini mendatangkan 1.180 kepala sapi perah dari New Zealand dalam rangka pengembangan peternakan sapi perah modern dan terpadu di kawasan pertanian terpadu Waduk Windu Kencana, Al¬Zaytun di Indramayu, Jawa Barat. Al-Zaytun menargetkan pertumbuhan jumlah sapinya sebesar 400% per lima tahun. Pada tahun 2013 Al-Zaytun sudah akan memilik 5.000 kepala sapi, 2018 menjadi 20.000 kepala dan 2023 sudah akan mencapi 80.000 kepala.

Institusi yang khusus mena¬ngani penelitian dan pengembangan sapi di Al-Zaytun diberi nama Pusat Pertanian dan Peternakan Terpadu (P3T) Al-Zaytun, yang kemudian menjadi embrio Fakultas Pertanian Terpadu Universitas Al-Zaytun Indonesia.

P3T Al-Zaytun terbilang pa¬ling sukses di Indonesia dalam menjalankan program inse¬minasi buatan (IB) dan trans¬fer embrio (TE) untuk menghasilkan anakan sapi yang memiliki mutu genetika lebih baik dibanding indukan sebe¬lumnya. Terbukti dari basil uji progeny (uji zuriat) sapi perah nasional yang dilaksanakan Departemen Pertanian RI, dari 26 Juli 2007 hingga November 2007, menempatkan Al-Zaytun sebagai yang berhasil di Indonesia.

Pengujian secara ilmiah ku¬alitas genetika dan reproduksi sapi pejantan itu membuk¬tikan, sapi-sapi Al-Zaytun berhasil mencapai persentase kebuntingan tertinggi di Indo¬nesia yakni 8o,6 persen, dan dengan angka Service per Con¬ception (SC)1,24. Uji zuriat itu dimaksudkan untuk menjaring bibit ternak sapi perah dari talon pejantan unggul, di mana semen atau spermanya disebarkan kepada induk-induk sapi betina yang menjadi Participate Cow (PC).

Dalam mengikuti program uji nasional itu, Al-Zaytun menggunakan tiga pejantan bernama Farel (AF 47 3o686), Filmore (AF 47 3o687), dan Formerry (F 006 3o662) dan 200 kepala sapi sebagai PC. Uji Progeny itu dilakukan berkesinambungan. Hasil hingga November 2007 sudah meng¬hasilkan kebuntingan pada 26 kepala sapi dari 31 aplikasi IB.

Dari 26 sapi yang sudah diperiksa kebuntingannya terbukti 25 ekor berhasil bunting, se¬dangkan yang belum bunting hanya seekor. Ini berarti, persentasi kebuntingan sementara dalam Uji Progeny Nasional di Al-Zaytun itu adalah 8o,6 persen, dan Service per Conception (SC) 1,24.

Al-Zaytun sebagai suatu lembaga pendidikan terpadu yang dikelola Yayasan Pesantren Indonesia itu dari awal sangat konsern mengembangkan pertanian dan peternakan terpadu yang belakangan mengembangkannya di kawasan Waduk Windu Kencana, Indramayu. Hal ini, selain untuk memenuhi kebutuhan santri (internal) Al-Zaytun, jugs teru¬tama untuk ikut berperan da¬lam memenuhi kebutuhan da¬ging sapi dan susu sapi nasional yang sampai hari ini masih sangat minim. Termasuk da¬lam hal penyediaan semen (sel sperma), sampai hari ini, Indo¬nesia masih harus mengimpor lebih 70% semen (sel sperma). AI-Zaytun sendiri sudah dapat menyumbang 10% dari hajat nasional hanya dari 18 kepala sapi pejantan unggul yang dihibahkannya kepada negara.

Hal ini mendorong Syaykh Al-Zaytun Dr AS Panji Gumilang menghibahkan 18 sapi pejantan (bibit) unggul kepada Negara melalui Deptan. Sapi bibit unggul yang dihibahkan itu terdiri dari bebagai jenis, antara lain limusin, simental, angus, brangus dan FH.

Al-Zaytun berhasil mengembangkan sapi unggul An dengan melakukan inseminasi buatan (IB) dan transfer embrio (TE) bekerjasama dengan Balai Embrio Ternak Cipelang, di Cipelang, Bogor. Sementara di tempat lain (lembaga lain) banyak yang gagal. Inseminasi buatan dilakukan dengan mengambil sel sperma atau se¬men-semen sapi pejantan untuk disuntikkan atau diinseminasikan kepada sapi-sapi betina. Sedangkan transfer embrio, memindahkan embrio sapi yang berasal dari sapi induk betina dan jantan yang bagus-bagus, untuk dititipkan di sapi-sapi penerima atau sapi resipien.

Sapi pejantan kelas excellent bull hasil transfer embrio di Al-Zaytun setiap pekan bisa menghasilkan semen sebanyak 200-400 dosis straw sperma. Kemasannya bisa dibuat dalam bentuk cair atau beku. Semen berbentuk beku bisa bertahan hingga puluhan tahun, lebih lama dari usia sapi itu sendiri.

Harga semen yang umum dipakai di Indonesia (masih belum kualitas execellent) sudah bernilai Rp 10 ribu per dosis. Jika disertai dengan petugas aplikatornya menjadi Rp 30 ribu hingga 50 ribu per dosis. Sementara harga semen (sel sperma) dari sapi pejantan kelas terbaik dengan catatan recording dan basil persi¬langan keturunan yang bagus, seperti yang sudah dimiliki oleh beberapa negara yang sudah mendirikan bank sperma, maka harga satu straw sperma bisa mencapai loo dol¬lar AS.

Jadi dari seekor sapi pejantan excellent yang bisa menghasilkan 20o dosis semen (sel sperma) dalam sepe¬kan, kalau dipakai harga yang umum di Indonesia yakni Rp 10 ribu per dosis, berarti Rp 2 juta per pekan, Rp 104 juta per tahun atau lebih Rp 1 miliar dalam 10 tahun (usia produktif sapi). Selain sangat bernilai ekonomis, juga penting untuk mempercepat kebangkitan peternakan sapi di Indonesia, yang pada gilirannya selain dapat memenuhi kebutuhan daging dan susu sapi dalam negeri juga untuk ekspor meningkatkan devisa negara.

Maka, penghibahan 18 sapi pejantan unggul ini, sungguh tak ternilai harganya. Diharapkan dengan 18 sapi pejantan unggul tersebut su¬dah bisa menghasilkan 270 ribu sapi pertahun. Jika itu sapi pedaging dengan ukuran 300 kg saja per ekor dikali Rp 30 ribu per kg, akan bernilai kurang lebih Rp 2,5 triliun per tahun. Itulah nilai hibahnya. Tapi Syaykh Al-Zaytun mengatakan jangan dihitung dan dirupiahkan, lebih baik dilihat kemanfaatannya untuk mendorong kebangkitan bangsa, khususnya kebangkitan peternakan nasional.

Sumber : Majalah Berita Indonesia – Edisi 57 Tahun 2008
Berita Selengkapnya !

Datangkan 1180 Kepala Sapi Perah dari New Zealand


Peringatan Satu Abad Hari Kebangkitan Nasional oleh Al-Zaytun ditandai dengan berbagai tindakan nyata, melakukan hal-hal penting untuk mewujudkan kebangkitan bangsa. Di antaranya, selain mengibahkan sejumlah sapi pejantan unggul kepala Negara, juga papa bulan Mei ini mendatangkan 1.118 kepala sapi perah remaja dari New Zealand.

Impor sapi perah ini dalam rangka pengembangan peternakan sapi perah modern dan terpadu di kawasan pertanian terpadu Waduk Windu Kencana, Al-Zaytun di Incramayu, Jawa Barat. Hal ini dihajatkan untuk ikut mengatasi pemenuhan kebutuhan susu dalam negeri yang sampai scat ini masih lebih banyak yang diimpor.

Setelah menempuh proses panjang dan berbelit, izin impor 1.118 kepala sapi itu akhirnya diperoleh. Yang mengeluarkan izin bukan Departemen Perdagangan, tapi Departemen Pertanian, cq Dirjen Peternakan.

Sementara proses di New Zealand sangat terukur dan cepat. Pada tanggal 22 April sudah dikapalkan dan akan tiba di tanah air tanggal 24 Mei 2008. Diharapkan dengan modal 1.118 kepala sapi yang diimpor ini, lima tahun ke depan Al-Zaytun sudah dapat memberi sumbangsih pemenuhan kebutuhan susu nasional secara signifikan, juga akan menjadi pusat bibit sapi nasional. "Karena yang kita impor ini, menurut orang New Zealand bagus, dan menurut kita juga bagus," kata Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang, ketika dikonfirmasi tentang hal ini.

Setelah ini, kata Syaykh Panji Gumilang, mereka akan ke Kanada, berburu sapi bagus. Ke Kanada bukan mengimpor sapinya tapi bakal sapinya, sel spermanya. "Karena itu lebih ringan risikonya. Satu, penyakitnya nol. Kedua, transportasi sepersekian. Kemudian jangka waktu penyimpanan, no problem, tidak perlu kandang, hanya perlu lemari," ujar Syaykh.

Al-Zaytun menargetkan pertumbuhan jumlah sapinya sebesar 400% per lima tahun. Pada tahun 2013 AI-Zaytun sudah akan memilik 5.000 kepala sapi, 2018 menjadi 20.000 kepala dan 2023 sudah akan mencapi 80.000 kepala.

Kita akan buktikan apa yang dicita-citakan Hindia Belanda dulu 1818, In¬donesia menjadi pusat peternakan tercapai di 2008-2013 atau selambatnya 2018 lah. Cita-cita itu diterapkan oleh Tasman di New Zealand sehingga menjadi lautan Tasmania, orang Belanda juga, sama nenek moyangnya. Sapi di Indonesia dan New Zealand sama di datangkan, bareng tahun 1818. Sama-sama FH. Di sang sudah maju di sini belum maju, tunggu 2018," tegas Syaykh.

Beda dengan Australia. "Makanya kita tidak mengambil dari Australia karena nenek moyangnya berbeda dengan kita. Kalau New Zealand, nenek moyangnya Belanda, sama dengan kita. Saya tidak mau mengatakan nenek moyang kita orang Majapahit. Majapahit nggak memberikan sapi, jalan, tapi ngasih patung," kata Syaykh Panji Gumilang. Nenek moyang yang dimaksudkan adalah nenek moyang yang kasih jalan, kasih peternakan, kasih pertanian.

Sekarang New Zealand sudah punya 8 juta sapi, sementara Indone¬sia masih 300 ribu saja. "Ini di mana salahnya? Ternyata harus nunggu 200 tahun. Tidak apa-apa yang penting ada. Kita pernah jadi bangsa yang termaju di dunia, nah kita ulangi. Jangan bilang kita tidak pernah maju. Nenek moyang kita seorang pelaut tapi yang bust kapalnya Belanda, jangan marah itu kenyataannya. Nah, orang Tegal, Pekalongan, semua daerah yang di pinggir laut ikut semua. Orang Semarang, Gresik, Indramayu, Demak juga ikut, jadilah pasukan. Kemudian dipertahankan negara-negara pesisir dan akhirnya mereka diangkat menjadi angkatan laut," Syaykh menjelaskan.

Maka coba tanya orang Bandung, apa mereka bisa mencari ikan? Tidak. Yang bisa hanya orang Indramayu. Sekarang peninggalan-peninggalan Kereta kencana itu memang punya orang Jawa? Itu semua kereta orang Eropa, yang dijawakan. Jadi, nasional itu adalah Hindia Timur dari Hindia Belanda yang sekarang menjadi Indonesia.

Syaykh juga menguraikan bahwa pernah ada orang menggugat Indo¬nesia ini dari Belanda. Memang dari Belanda. Menurutnya, kalau tidak ada Belanda, tidak jadi Indonesia. "Harusnya bersyukur, berterimakasih kepada Belanda karena sudah mempersatukan kami yang terpecah¬pecah. Siapa yang membuat bahasa Indonesia menjadi lingua fragma kita? Belanda!" kata Syaykh.

Selengkapnya, berikut penuturan Syayk Panji Gumilang: "Belanda itu pintar mendatangkan Snookhurgoronye. Kenapa Snook? Karena orang sini banyak yang menulis dan membaca dari kanan, terbawa kebudayaan Arab. Van Der Plaast bahkan tulisan kanannya lebih bagus dari Syaykh, dari Timur Tengah. Siapa yang membekali kebangkitan nasional? Belanda. Karena kita dibekali 3 M, membaca, menulis, menghitung. Dibekali 3M saja bisa merdeka, itu hebatnya Belanda.

Pada jaman Belanda toleransi beragama berjalan. Orang Jatim tidak pernah berantem antar-agama. Persatuan itu jangan diabaikan. Kita dulu belum berhak menjadi pintar karena kita belum dapat 3M tadi, yang punya 3M itu Belanda.
Nah sekarang kita sudah menjadi pintar jangan benci terhadap orang yang lebih dulu pintar, maka tidak mengecilkan bangsa Belanda. Kalau itu bisa ditempuh, jayalah Indonesia. Bangsa Taiwan itu pernah dijajah Jepang selama 50 tahun tapi peninggalan-peninggalan Jepang masih dirawat dengan baik sampai sekarang. Mereka bilang kalau tidak dididik Jepang, kami belum bisa maju sampai sekarang, kami berguru pada Jepang dan peninggalannya kami hormati. Indonesia belum bisa seperti itu kan. Itu butuh proses panjang dan pendalaman.

Berpikir sejarah berbicara seperti itu, bangsa kita dulu belum bisa melakukan apa-apa, nanam padi, nanam kopi saja belum bisa. Yang dinamakan mengejar rempah-rempah, bukan berarti di sini banyak rempah-rempah tapi di sini cocok untuk menanam rempah, jadi dibawalah bibit dari berbagai negara ditanam di sini bersama-sama kemudian dibawa lagi ke Belanda. Seakan-akan di sini gudangnya rempah-rempah. Seperti sapi, kelapa, buah asam, dan sebagainya itu bawaan Belanda.

Hutan lebat di dalam sana jangan-jangan juga bawaan Belanda. Kemudian tatkala Belanda pergi, gundullah hutan Indonesia. 60 tahun saja hutan ini habis oleh bangsa sendiri. Jadi jangan terlalu mengecilkan, memelihara lah. Wong, pada zaman Belanda, ngangon kerbau di pinggir jalan saja didenda, kuda lecet sedikit saja didenda. Sekarang bukan kuda lecet yang didenda, manusia berlumuran darah tidak ada yang mendenda, masjid dibakar, gereja dilempari tidak ada yang menyetop. Nah itu budaya. Maka perlu pendidikan jangka panjang.

Ingat, Belanda pernah menjadi super power dunia, intinya adalah negara kita ini. Membangun Amsterdam itu dibiayai dari sini dan di sini gagal. Negara terpencil jauh dari mana-mana tapi sudah punya kereta api di saat kereta api baru bangkit, punya pabrik-pabrik di saat pabrik¬pabrik baru bangkit, sudah punya kapal api di saat baru ada kapal api. Mengapa bangsa Belanda sampai sekarang terngiang-ngiang pada beras Cianjur, Rojolele itu? Karena dulu beras Cianjur khusus di ekspor ke Eropa. Jangan terlalu membenci, tidak ada untungnya. Karena dari situ kita mengenal beragam budaya. Coba kalau kita dilepas begitu saja, tidak tahu kita sudah bisa bercelana atau belum.

Sumber : Majalah Berita Indonesia Edisi 57 - 2008>
Berita Selengkapnya !

Kebangkitan Nasional itu, Kebangkitan Pendidikan


Tokoh pendidikan terpadu Syaykh AI-Zaytun Dr AS Panji Gumilang mengatakan dalam rangka memeringati Satu Abad Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei 1908-2008) semua elemen bangsa harus memberi solusi untuk mengatasi berbagai masalah yang tengah dihadapi bangsa ini.

Sudah seratus tahun, apa yang telah kita perbuat? Yang bisa menjawab, ya masing-masing," kata tokoh pendidikan bervisi demokrasi, toleransi dan perdamaian, ini dalam percakapan dengan Wartawan Berita Indonesia, 12 Mei 2008. Menurut pemangku pendidikan berbasis (sema¬ngat) pesantren tapi bersistern modern ini, sesungguhnya kebangkitan nasional itu adalah kebangkitan pendidikan. "Ayo kita tata pendidikan ini lebih baik dari hari ini. Nah, itu ciri bangkit, " kata pendiri dan pemimpin Ma'had AI-Zaytun ini.

Tokoh yang sangat enerjik ini juga me¬ngungkapkan tentang politik bersepeda, dalam hubungannya dengan kepemim¬pinan dan kebangkitan nasional. "Sepeda itu harus dipegang oleh pengendaranya. Power-nya itu dari pemimpinnya (pengendara). Itu politik bersepeda. Kalau man mengendarai dan mengendalikan kekuatan dahsyat, sepeda itu dahsyat, maka dinamakan bicycle. Cycle, cycling yang terns bergerak (putaran)," katanya. Selain itu, dia juga menegaskan sikapnya: "Simbol saya demokrasi perdamaian tanpa senjata," katanya ikhlas dan berterimakasih tatkala dihadiahi rencong.

Berita terkait : Kebangkitan Nasional itu- Kebangkitan Pendidikan
Berita Selengkapnya !

Pusat Pembibitan Sapi Nasional


Sebuah lembaga pendidikan menghibahkan 18 kepala sapi pejantan unggul kepada pemerintah (negara), suatu berita menarik yang belum pernah terjadi di negeri ini.

Biasanya pemerintahlah yang menghibahkan sesuatu kepada lembaga pendidikan. Oleh karena itu, Berita Indonesia berulang kali menanyakan apa latar belakang, penyebab atau yang mendorong sehingga Al-Zaytun menghibahkan puluhan sapi pejantan unggul itu kepada pemerintah. Dalam rangkaian percakapan dengan Syaykh Panji Gumilang terungkap pula obsesi Al-Zaytun menjadi pusat bibit sapi nasional, baik perah maupun sapi pedaging.

Berita terkait : Pembibitan Sapi Nasional
Berita Selengkapnya !

Bisnis di Internet